Renungan untuk Wanita Perkasa: Menemukan Kekuatan Baru Saat 'Sayap' Terasa Lelah

Bacaan: Yesaya 40:27-31

Shalom, para wanita hebat, pilar-pilar keluarga, dan pejuang-pejuang iman yang terkasih dalam Kristus Yesus!

Sering kali dalam perjalanan hidup kita sebagai seorang perempuan, ada hari-hari di mana kita merasa seperti sedang membawa beban seluruh dunia di pundak kita. Pagi-pagi sekali kita sudah bangun untuk menyiapkan keluarga, kemudian bergegas ke tempat kerja atau mengurus rumah tangga yang seolah tak ada habisnya. Kita dituntut untuk menjadi istri yang bijak, ibu yang sabar, karyawati yang profesional, sekaligus pelayan Tuhan yang setia di gereja.

Di tengah semua tuntutan itu, pernahkah terlintas di hati sebuah bisikan lirih, "Tuhan, Engkau lihat aku tidak? Engkau tahu betapa lelahnya aku? Mengapa rasanya jalanku ini begitu tersembunyi dari-Mu?" Jika Anda pernah merasakannya, ketahuilah, Anda tidak sendirian. Umat Tuhan di zaman Nabi Yesaya pun merasakan hal yang sama.

Mari kita buka dan renungkan bersama Alkitab kita, Firman Tuhan yang hidup, dari Yesaya 40:27-31 (TB):

27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" 28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, pengertian-Nya tidak terduga. 29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. 30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, 31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

1. Keluhan yang Sangat Manusiawi (Ayat 27)

Firman Tuhan ini diawali dengan sebuah pertanyaan yang menembus langsung ke dalam hati kita. "Mengapakah engkau berkata... 'Hidupku tersembunyi dari TUHAN'?" Tuhan mendengar seruan hati kita. Dia tahu ketika kita merasa diabaikan, ketika pengorbanan kita seolah tak terlihat, dan ketika doa-doa kita terasa membentur langit-langit. Ini adalah perasaan yang sangat wajar dan manusiawi. Namun, Tuhan tidak membiarkan kita berlama-lama dalam keluhan itu.

2. Pengingat akan Siapa Allah Kita (Ayat 28)

Segera setelah menyuarakan keluhan kita, Tuhan melalui Nabi Yesaya mengingatkan kita akan siapa Diri-Nya.

  • Allah yang Kekal (El−Olam): Kekuatan kita mungkin ada batasnya, energi kita bisa habis, tetapi Allah kita tidak. Dia tidak dibatasi oleh waktu. Dia sudah ada sebelum masalah kita ada, dan akan tetap ada jauh setelah masalah itu berlalu.
  • Pencipta Langit dan Bumi: Dia yang sanggup menciptakan alam semesta dari ketiadaan, masakan Ia tidak sanggup mengurus detail kehidupan Anda dan saya? Tentu sanggup!
  • Tidak Lelah dan Tidak Lesu: Saat kita kehabisan tenaga, Dia tetap penuh kuasa. Sumber kekuatan-Nya tidak akan pernah kering.
  • Pengertian-Nya Tidak Terduga: Mungkin kita tidak mengerti mengapa kita harus melewati badai ini, tetapi Dia mengerti. Rancangan-Nya jauh melampaui pemikiran kita yang terbatas.

3. Janji Kekuatan di Tengah Kelemahan (Ayat 29-31)

Inilah inti dari pesan Injil yang luar biasa bagi kita hari ini!

Perhatikan baik-baik, kekuatan itu tidak diberikan kepada mereka yang sudah kuat. Ayat 29 mengatakan, Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Kekuatan Tuhan justru paling nyata saat kita berada di titik terlemah kita. Saat kita mengakui, "Tuhan, aku tidak sanggup lagi," di situlah tangan-Nya terulur untuk menopang kita.

Bahkan orang muda yang fisiknya prima pun bisa "menjadi lelah dan lesu." Ini menunjukkan bahwa kekuatan yang Tuhan tawarkan bukanlah sekadar kekuatan fisik, melainkan kekuatan ilahi yang melampaui kemampuan manusiawi.

Lalu, siapa yang menerima kekuatan baru ini? Ayat 31 memberikan jawabannya dengan sangat jelas: "...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN."

"Menanti-nantikan" (dalam bahasa Ibrani: qavah) bukan berarti duduk pasif tanpa melakukan apa-apa. Kata ini memiliki makna "mengikatkan diri, berharap dengan penuh keyakinan, dan memusatkan seluruh pengharapan kepada Tuhan." Ini adalah sebuah tindakan iman yang aktif.

Saat kita memilih untuk mengikatkan hidup kita pada-Nya di tengah kesibukan, saat kita memilih berharap pada-Nya di tengah ketidakpastian, saat itulah keajaiban terjadi:

  • Naik Terbang Seperti Rajawali: Seekor rajawali tidak terbang dengan mengepakkan sayapnya terus-menerus hingga lelah. Ia justru terbang tinggi dengan cara menumpang pada arus angin badai. Demikian pula kita, saat kita menanti-nantikan Tuhan, kita belajar untuk tidak mengandalkan kekuatan kita yang terbatas, tetapi "menumpang" pada kekuatan Roh Kudus yang tak terbatas untuk mengangkat kita mengatasi badai kehidupan.
  • Berlari dan Tidak Menjadi Lesu: Kita dapat terus melayani, mengurus keluarga, dan bekerja dengan semangat yang diperbarui, bukan karena kita hebat, tetapi karena sumber energi kita adalah kekal.
  • Berjalan dan Tidak Menjadi Lelah: Untuk rutinitas sehari-hari yang monoton dan melelahkan, Tuhan memberikan ketahanan dan kesabaran ilahi.

Panggilan untuk Para Wanita Perkasa

Saudariku yang terkasih, mungkin hari ini engkau merasa lelah. Sayapmu terasa berat untuk dikepakkan. Mungkin engkau merasa tidak ada yang melihat perjuanganmu.

Dengarlah Firman ini: Tuhan melihatmu. Tuhan peduli. Dan Dia tidak hanya menawarkan simpati, Dia menawarkan solusi: kekuatan-Nya.

Berhentilah sejenak dari segala kesibukan. Akui kelelahanmu di hadapan-Nya. Dan buatlah komitmen iman untuk "menanti-nantikan" Dia. Ikatlah pengharapanmu hanya kepada-Nya. Serahkan bebanmu dan biarkan kekuatan Roh Kudus mengangkatmu, sama seperti angin mengangkat rajawali. Engkau akan menemukan kekuatan baru untuk terbang lebih tinggi, berlari lebih kencang, dan berjalan lebih tabah.

Mari kita berdoa:

Bapa Surgawi, Allah yang Kekal, kami datang ke hadapan-Mu sebagai putri-putri-Mu yang sering kali merasa lelah dan letih. Kami mengaku, ya Tuhan, kadang kami merasa jalan kami tersembunyi dari-Mu. Ampuni kami atas ketidakpercayaan kami.

Terima kasih telah mengingatkan kami akan siapa Engkau—Allah yang tak pernah lelah dan tak terbatas kuasa-Nya. Hari ini, kami memilih untuk menanti-nantikan Engkau. Kami mengikatkan seluruh harapan dan hidup kami kepada-Mu.

Berikanlah kami kekuatan baru. Angkatlah kami seperti rajawali di atas badai masalah kami. Beri kami semangat untuk berlari dalam panggilan kami tanpa menjadi lesu, dan beri kami ketabahan untuk berjalan dalam rutinitas kami tanpa menjadi lelah. Kami menyerahkan kelemahan kami dan menerima kekuatan-Mu.

Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Sumber kekuatan kami, kami berdoa. Amin.