Pembukaan:
Hai saudari-saudari yang dikasihi Tuhan, pernahkah kamu merasa tidak layak, tidak sempurna, atau bahkan dianggap "tidak pantas" oleh orang lain? Dalam hidup ini, mungkin kita pernah merasa kecil, tidak berdaya, atau terjebak dalam situasi yang sulit. Namun, kisah Rahab dalam Kitab Yosua mengingatkan kita bahwa Allah tidak melihat kelemahan kita sebagai batas. Dia bisa memakai siapa saja, bahkan perempuan biasa seperti Rahab, untuk menjadi bagian dari rencana-Nya yang luar biasa. Mari kita belajar dari iman dan keberaniannya hari ini!
Kisah Singkat:
Rahab adalah seorang perempuan di kota Yerikho yang hidupnya penuh dengan dosa (disebut sebagai pelacur dalam Alkitab). Saat dua pengintai Israel datang ke Yerikho, Rahab menyembunyikan mereka dari tentara raja. Meski risiko besar—jika ketahuan, dia bisa dibunuh—Rahab percaya bahwa Allah Israel adalah Allah yang hidup. Dia berkata kepada para pengintai, "Aku tahu Tuhan telah memberikan negeri ini kepada kamu... Sebab TUHAN, Allahmu, Dialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah." (Yosua 2:11). Rahab lalu meminta keselamatan bagi keluarganya saat Israel menyerang Yerikho.
Pesan untuk Iman Kita Hari Ini:
- Allah Menerima Siapa Saja, Termasuk Kita
Rahab bukanlah perempuan "suci" menurut standar dunia. Tapi Alkitab mencatat imannya sebagai contoh (Ibrani 11:31; Yakobus 2:25). Allah tidak memandang latar belakang atau masa lalu kita. Jika kita mau percaya dan taat, Dia bisa memakai kita untuk kemuliaan-Nya. Saudari, tidak peduli apa yang telah kamu alami, Allah tetap memanggilmu untuk menjadi bagian dari rencana-Nya. - Iman Membutuhkan Tindakan Berani
Rahab tidak hanya percaya dalam hati—dia bertindak! Dia menyembunyikan pengintai, berbohong pada raja, dan mengambil risiko nyawa. Iman tanpa tindakan adalah iman yang mati (Yakobus 2:17). Apa yang Tuhan minta kamu lakukan hari ini? Mungkin berani memaafkan, melangkah keluar dari zona nyaman, atau bersaksi tentang kasih-Nya? Ingat, Allah memberi kekuatan untuk setiap panggilan-Nya. - Allah Menepati Janji-Nya
Rahab memohon, "Sekarang, demi TUHAN, bersumpahlah kepadaku..." (Yosua 2:12). Dia mengingatkan Allah akan janji-Nya untuk menyelamatkan keluarganya. Allah tidak pernah lupa pada janji-Nya! Saat kita berpegang pada firman-Nya, Dia akan menuntun kita melewati segala pergumulan. Seperti Rahab, kita bisa percaya bahwa Allah adalah Allah yang setia. - Kita Bisa Menjadi Berkat untuk Orang Lain
Rahab tidak hanya menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga keluarganya. Iman sejati selalu membawa dampak bagi orang di sekitar kita. Saudari, apakah hidupmu sudah menjadi terang bagi keluarga, teman, atau sesama? Allah ingin kita menjadi alat-Nya untuk menyampaikan kasih dan pengharapan.
Refleksi Diri:
- Apa yang membuat saya merasa "tidak layak" bagi Tuhan?
- Tindakan berani apa yang Tuhan ingin saya ambil hari ini?
- Bagaimana saya bisa menjadi berkat seperti Rahab dalam lingkungan saya?
Doa:
Bapa yang penuh kasih, terima kasih karena Engkau tidak pernah menolak siapa pun yang datang kepada-Mu dengan hati yang tulus. Kuatkan imanku untuk percaya pada janji-Mu, meski situasi di sekitarku tampak mustahil. Ajarilah aku untuk berani melangkah dalam tindakan iman, seperti Rahab yang percaya pada pertolongan-Mu. Jadikan hidupku berarti bagi orang lain dan kemuliaan-Mu. Dalam nama Yesus, aku berdoa. Amin.
Penutup:
Saudari-saudari, Rahab yang tadinya hidup dalam dosa menjadi bagian dari garis silsilah Yesus (Matius 1:5)! Jika Allah bisa mengubah takdir hidupnya, Dia juga bisa mengubah hidup kita. Jangan pernah meremehkan kekuatan iman kecil yang konsisten. Percayalah, Allah sedang menulis kisah indah dalam hidupmu hari ini. Majulah dengan iman, seperti Rahab yang berani percaya pada Allah yang ajaib! 💛
"Sebab barangsiapa percaya, ia akan diselamatkan." (Kisah Para Rasul 16:31)
Rahab dan Iman yang Mengubah Takdir