Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Pembukaan:
Seringkali, sebagai perempuan, kita merasa terjebak dalam tekanan untuk "melakukan semuanya": mengejar karier, menjaga hubungan, dan melayani sesama. Tantangan seperti stres pekerjaan, ekspektasi sosial, atau kelelahan emosional bisa membuat kita lupa akan tujuan utama: melayani dengan kasih . Namun, Alkitab mengingatkan bahwa hidup kita bukan hanya tentang kesuksesan duniawi, tetapi juga tentang menjadi berkat bagi sesama.
1. Karier sebagai Panggilan Tuhan
Tuhan tidak memandang remeh profesi kita. Apa pun pekerjaan kita—sebagai dokter, guru, pengusaha, atau ibu rumah tangga—itu adalah bagian dari panggilan-Nya. Firman Tuhan berkata, "Karena kita ini buatan Allah, yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya agar kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10).
Contoh Alkitab: Lydia, seorang pedagang kain dari Filipi (Kisah Para Rasul 16:14-15), menggunakan keahliannya untuk menghidupi keluarga dan membuka rumahnya bagi jemaat mula-mula. Karier dan pelayanan bisa bersatu jika kita memandangnya sebagai alat untuk kemuliaan Tuhan.
Refleksi:
- Apakah karier saya saat ini mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah?
- Bagaimana saya bisa menjadi berkat bagi rekan kerja atau masyarakat melalui pekerjaan saya?
2. Melayani dengan Kasih, Bukan Sekadar Tugas
Galatia 5:13-14 menegaskan bahwa kebebasan kita di dalam Kristus harus diwujudkan dalam pelayanan kasih. Melayani bukan hanya tentang "melakukan", tetapi "mengasihi" . Seperti Rut yang setia merawat Naomi (Rut 1:16-17), atau Maria yang memilih mendengarkan Firman Tuhan daripada sibuk melayani (Lukas 10:38-42), kita perlu menyeimbangkan aktivitas dengan hubungan pribadi dengan Tuhan.
Tantangan Praktis:
Saat lelah, kita mungkin merasa "terpaksa" melayani. Tapi ingat, kasih yang tulus lahir dari hati yang dipulihkan oleh Tuhan.
Ayat Penopang:
- "Hendaklah segala sesuatu yang kamu lakukan, kamu lakukan dengan kasih." (1 Korintus 16:14)
- "Bersikaplah lemah lembut dan sabar; tunjukkanlah kasih yang tahan uji dalam mengasihi." (Efesus 4:2)
3. Kekuatan di Tengah Tantangan
Karier dan pelayanan seringkali penuh tantangan. Tetapi Filipi 4:13 berkata, "Aku dapat melakukannya dengan Kristus yang memberi kekuatanku." Ratu Ester pun menghadapi tekanan besar saat dipanggil untuk menyelamatkan bangsanya (Ester 4:14), tetapi ia berani karena percaya pada tujuan Tuhan.
Strategi Rohani:
- Bersandar pada Tuhan: Saat deadline menumpuk atau konflik tim terjadi, berdoalah sebelum bertindak.
- Istirahat yang Kudus: Allah sendiri menetapkan hari Sabat sebagai waktu untuk berhenti dan pulih (Keluaran 20:8-11). Jangan takut meluangkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga.
4. Menggunakan Karunia untuk Sesama
1 Petrus 4:10 mengajak kita menjadi "penyelenggara yang baik" atas karunia yang Tuhan beri. Seorang perempuan bisa menggunakan kepemimpinan di kantor untuk membina bawahan, atau keahlian administrasi untuk mengorganisir pelayanan gereja.
Pertanyaan untuk Direnungkan:
- Apa karunia unik yang Tuhan berikan kepada saya?
- Bagaimana saya bisa "menabur" karunia itu untuk kemajuan Kerajaan-Nya?
Penutup: Tuhan adalah Pemberi Tujuan
Jangan biarkan kegagalan, kelelahan, atau kompetisi di dunia kerja meruntuhkan iman Anda. Tuhan tidak melupakan Anda. Seperti tertulis dalam Amsal 3:5-6, "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."
Doa:
"Tuhan Yesus, beri kami hati yang tunduk pada-Mu, agar dalam bekerja dan melayani, kami tidak mencari pujian manusia, tetapi kemuliaan-Mu. Kuatkan kami saat lelah, dan ajar kami untuk terus mengasihi seperti Engkau mengasihi. Amin."
Kesimpulan:
Karier dan pelayanan bukan dua hal yang bertentangan, tetapi satu kesatuan jika kita memandangnya sebagai wujud kasih bagi sesama dan kemuliaan Tuhan. Tetaplah percaya: Allah yang memanggil Anda juga akan memberi kekuatan untuk menjalani setiap tanggung jawab dengan sukacita.
Melayani dengan Hati, Bekerja dengan Percaya Diri