KECEMBURUAN DAN MURKA ALLAH TERHADAP PENYEMBAHAN BERHALA

Bacaan: Keluaran 20:3-5, Ulangan 6:14-15, Mazmur 115:4-8, Ulangan 18:10-12, Roma 1:21-25

Begini, pernah nggak sih kita merenung dalam hati, kenapa ya Tuhan itu begitu tegas soal penyembahan berhala? Bukan cuma sekadar larangan, tapi ada rasa cemburu di sana, bahkan murka. Kalau kita baca Keluaran 20:3-5, rasanya seperti Tuhan itu bilang, "Hei, jangan ada yang lain di hatimu selain Aku. Jangan bikin patung-patung, jangan sujud sama mereka. Aku ini Allah yang cemburu!" Cemburu di sini bukan kayak kita manusia yang gampang iri, tapi lebih ke sebuah penegasan, "Akulah satu-satunya yang layak kamu sembah, yang berhak atas seluruh hatimu."

RITUAL ADAT

Terus, kita lihat deh, seringkali dalam tradisi atau adat, ada ritual-ritual yang melibatkan sesajen, upeti, bahkan pemujaan leluhur. Tujuannya mungkin baik, buat menghormati, buat dapat berkat, atau biar nggak kena musibah. Tapi kalau kita lihat dari kacamata Firman Tuhan, seperti di Mazmur 115:4-8, berhala-berhala itu kan cuma buatan tangan manusia. Mereka nggak bisa ngomong, nggak bisa lihat, nggak bisa dengar. Percuma aja kita berharap sama sesuatu yang nggak punya kuasa apa-apa. Malah, ayat itu bilang, orang yang bikin dan percaya sama berhala itu bakal jadi sama kayak berhalanya – nggak berdaya.

PEMUJAAN & HUBUNGAN DENGAN LELUHUR

Soal pemujaan leluhur juga jadi perenungan tersendiri. Memang, kita diajarin buat menghormati orang tua dan leluhur. Itu perintah Tuhan juga (Keluaran 20:12). Tapi beda lho antara menghormati dengan menyembah atau meminta pertolongan sama mereka yang sudah meninggal. Ulangan 18:10-12 jelas banget melarang kita bertanya kepada arwah atau mencari petunjuk dari orang mati. Itu dibilang kekejian di mata Tuhan! Kita ini punya Tuhan yang hidup, yang bisa kita ajak bicara lewat doa, yang kasih petunjuk-Nya lewat Firman. Kenapa kita malah cari-cari yang lain?

DOSA

Kadang, kita mungkin berpikir, "Ah, ini kan cuma tradisi, nggak ada salahnya." Tapi Roma 1:21-25 membuka mata kita. Dulu, orang-orang yang sebenarnya tahu tentang Allah, malah nggak memuliakan Dia. Pikiran mereka jadi kosong, hati mereka gelap. Mereka lebih milih menyembah patung dan makhluk ciptaan daripada Sang Pencipta. Di situ dosa mulai muncul. Ketika kita lebih fokus pada ritual-ritual adat yang nggak sesuai Firman Tuhan, kita jadi menjauh dari Allah yang seharusnya jadi pusat hidup kita.

Jadi, merenungkan semua ini bikin kita sadar, penyembahan berhala itu bukan cuma soal sujud ke patung. Lebih dari itu, ini soal ke mana hati kita tertuju. Apakah hati kita sepenuhnya buat Tuhan, atau terbagi dengan hal-hal lain, termasuk tradisi yang nggak sejalan dengan Firman-Nya? Kecemburuan Tuhan itu bukan karena Dia egois, tapi karena Dia tahu, cuma Dialah satu-satunya sumber kebenaran, berkat, dan keselamatan kita. Kalau kita berpaling ke yang lain, kita sendiri yang rugi.

CLOSURE

Semoga perenungan ini bisa jadi pengingat buat kita semua. Mari kita terus belajar dan memeriksa setiap aspek hidup kita, termasuk tradisi dan budaya, supaya semuanya selaras dengan kehendak Tuhan. Jangan sampai ritual adat yang kita lakukan justru jadi penghalang antara kita dan Allah yang kita cintai.


Masuk untuk meninggalkan komentar