SABAT UNTUK TUHAN DAN SESAMA

Bacaan: Lukas 6: 1-5 (sesuai Sabda Bina Umat).

Nas: “Kata Yesus lagi kepada mereka, Anak Manusia adalah Tuan atas hari Sabat.” (ay.5).


Ketika Allah menciptakan dunia dan alam semesta, Ia beristirahat pada hari ke tujuh, hari Sabat. Dikuduskan-Nya hari itu, sebagai “hari perhentian” untuk Tuhan dan sesama. Kemudian, Sabat itu ditetapkan dalam Hukum Taurat yang diberikan kepada umat Tuhan melalui Musa di gunung Sinai (Kej 2: 2-3; Kel 20:8-11).


Di kemudian hari sampai pada zaman perjanjian baru Sabat telah disalahtafsirkan untuk kepentingan manusia. Sabat dilakukan bukan lagi untuk memuliakan Tuhan dan menolong sesama. Sejumlah aturan buatan manusia baik yang tertulis dan tidak tertulis ditambahkan dan diterapkan secara ketat.


Karena itu ahli-ahli Taurat mengkritik Yesus karena membiarkan murid-murid-Nya makan bulir gandum pada hari Sabat. Mereka tidak memiliki kepekaan lagi melihat orang-orang yang butuh pertolongan (karena lapar). Aturan Sabat bukan lagi untuk memuliakan Tuhan dan menolong sesama tapi membatasi bahkan memasung manusia untuk memuliakan Allah dan menolong sesama (ay. 1-4).


Yesuslah Tuhan atas hari Sabat. Ialah tujuan Sabat itu. Sejak Yesus bangkit umat Tuhan tidak lagi beribadah  pada hari Sabtu (Sabat), tapi pada hari Minggu, hari kebangkitan, hari kemenangan-Nya. Ia memberikan kemenangan-Nya itu kepada kita supaya kita memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi sesama.


Doa: Tuhan Yesus biarlah melalui Sabat-Mu kami memuliakan nama-Mu dan menjadi berkat bagi sesama.


SELAMAT BERAKTIVITAS (siz)
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.



Masuk untuk meninggalkan komentar