Nas: “Sekarang, Tuanku, demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu, karena Tuhan sudah mencegahmu menumpahkan darah dan membalas dengan tangan sendiri, biarlah musuh-musuhmu dan orang yang berikhtiar mencelakakan Tuanku menjadi sama seperti Nabal! (ay.26).
Nabal telah menghina Daud dan anak buahnya dengan perkataan yang tidak pantas bahkan melukai hati. Karena itu Daud menjadi marah dan memerintahkan anak buahnya sebanyak empat ratus orang menyandang senjata, siap untuk menyerang Nabal. Nabal seharusnya berterima kasih untuk kebaikan Daud dan anak buahnya yang menjamin keamanan bagi usaha peternakannya (I Sam 25:10-16,21-22).
Ketika Abigail isterinya mendengar apa yang dilakukan Nabal suaminya dan reaksi Daud untuk hal ini, ia segera membawa berbagai pemberian (persembahan) kepada Daud. Ia menemui Daud dan sujud dihadapannya, siap menanggung kesalahan suaminya. Dengan bijak ia berkata:” demi Tuhan yang hidup dan demi hidup Daud, Tuhan sudah mencegah dari penumpahan darah.” (ay.18,19,23-26).
Belajar dari Abigail, mari menjadi orang yang dapat mencegah berbagai tindakan kekerasan yang dapat menyebabkan penumpahan darah. Pada masa sekarang banyak persoalan yang memicu bentrok secara fisik, KDRT, perkelahian dll, yang ujung-ujungnya dapat menyebabkan pertumpahan darah. Kita justru dipanggil untuk mendamaikan orang-orang, kelompok orang atau masyarakat yang bertikai.
Untuk hal ini, dibutuhkan orang-orang yang terbeban bagi tugas yang demikian, yang bijak, punya kemampuan untuk mendamaikan tanpa memihak, orang-orang yang rendah hati dan rela berkoban. Dalam hal ini Tuhan yang Mahatahu, biarlah Dia sendiri yang akan berperkara. Mari kita menjadi Abigail-Abigail masa kini, yang siap berjuang untuk mencegah berbagai kasus penumpahan darah dan menghadirkan perdamaian.
Doa: Tuhan jadikanlah aku alat-Mu untuk mencegah penumpahan darah. Dan buatlah aku menjadi alat-Mu yang menghadirkan perdamaian.AMIN.
SELAMAT BERAKTIVITAS (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
MENCEGAH PENUMPAHAN DARAH.