MEMBASUH KAKI SEBAGAI CONTOH KEHIDUPAN

Bacaan: Yohanes 13:1-5 (sesuai Sabda Bina Umat).


Nas: “kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu (ay.5).


  1. Membasuh kaki bagi masyarakat Yahudi kuno, merupakan “tugas wajib” seorang hamba bagi tuannya. Pada perjamuan malam  itu, iblis telah membisikkan kepada Yudas Iskariot untuk menyerahkan Yesus (ay.2). Sementara murid-murid-Nya asyik berdebat tentang siapa yang paling besar diantara mereka? (Luk 22:24). Maka Yesus menjawab semua yang menjadi soal saat itu dengan membasuh kaki murid-murid-Nya”(ay.4-5);
  2. Yesus melakukan itu, sebagai “tindakan Agung” yang menyatakan bahwa Dia akan mati disalib bagi dunia. Ia telah datang sebagai “hamba yang menderita” (ay.1,3). Dengan membasuh kaki, Ia memberi “contoh kehidupan, hidup merendahkan diri.” Untuk itu Ia rela berkorban dan taat. Dengan tindakan ini, Yesus pun menjawab perdebatan murid-murid-Nya, bahwa yang terbesar adalah mereka yang membasuh kaki (melayani) (Mrk 9:35).;
  3. Kita dipanggil hadir di dunia untuk melayani. Apa yang dilakukan Yesus menjadi “contoh kehidupan dan pelayanan” bagi kita. Kita adalah hamba-hamba-Nya, pelayan-pelayan-Nya. Sebagai pelayan Yesus, kita wajib saling membasuh kaki satu terhadap yang lain (Yoh 13:14). Itu berarti kita harus sedia merendahkan diri, rela berkoban dan taat;
  4. Sebagai anak-anak-Nya, kita harus meneladani kehidupan dan pelayanan Yesus (Yoh 13:14-15). Tidak ada yang merasa lebih besar dari yang lain. Karena tidak ada tempat bagi orang yang merasa sebagai “tuan” (“bos”). Kesombongan harus disingkirkan. Dengan demikian dimana pun kita hadir (ditengah keluarga, gereja dan masyarakat), kita hadir sebagai orang yang membasuh kaki (melayani).


Doa: Tuhan Yesus mampukan kami untuk saling membasuh kaki. AMIN.


SELAMAT BERKARYA (siz).

Pdt. Sealthiel Izaak, STh;MSi.


IDENTIFIKASI
Bacaan: Matius 3:13-17 (sesuai Sabda Bina Umat Pagi dan Malam).