Nas: “Tetapi, Nabal menjawab hamba-hamba Daud itu, “Siapa Daud? Siapa anak Isai itu? Sekarang ini banyak hamba yang lari dari tuannya.” (ay.10).
Nabal seorang yang sangat kaya. Namun kasar dan buruk kelakuannya. Isterinya Abigail, seorang perempuan bijak dan cantik. Daud mendengar Nabal sedang “pesta” mengguting bulu domba-dombanya di Karmel. Maka Daud menyuruh anak buahnya menemui Nabal dengan permohonan:“Berikanlah apa yang ada padamu kepada hamba-hambamu ini dan kepada anakmu Daud.” (ay2-8).
Ada alasan bagi Daud meminta seperti ini, karena gembala-gembala Nabal berada dekat mereka. Anak buah Daud tidak pernah mengganggu mereka dan tidak ada sesuatu yang hilang selama mereka berada di Karmel. Keamanan mereka terjamin dari serangan orang jahat yakni orang Filistin dan Amalek (ay. 7-8a).
Nabal merespons dengan dengan menghina Daud dan Isai ayahnya. Ia meremehkan dan merendahkan. Ia mengatakan “bagaimana aku memberi kepada orang-orang yang tidak kukenal.” Seharusnya Nabal bersyukur atas berkat Tuhan pengguntingan bulu domba. Saat pesta penggutingan bulu domba, merupakan kesempatan berbagi berkat. Tapi ia sama sekali tidak merasa bahwa orang lain seperti Daud dan anak buahnya punya andil dalam keberhasilannya.
Ada sementara orang ketika menjadi kaya tidak mau peduli dengan sesama. Bagi mereka kekayaan yang dimilikinya adalah karena usahanya. Ia tidak melihat orang disekitarnya yang ikut berkontribusi. Bagi orang seperti ini tidak ada rasa syukur kepada Tuhan. Apalagi kepada manusia. Mari memahami kehidupan dengan benar. Bahwa kita ada dan berhasil serta diberkati, karena Dia.
Doa: Tuhan buatlah kami menjadi orang yang tahu bersyukur kepada-Mu. Dan peduli terhadap sesama, serta menghargai kehadiran mereka.AMIN.
SELAMAT BERAKTIVITAS (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
KEBAIKAN DIBALAS DENGAN PENGHINAAN.