PERJAMUAN PASKAH

Bacaan: Markus14: 22-25 (sesuai Sabda Bina Umat).
Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ”Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: ”Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.”

Nas: “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, “Ambillah, inilah tubuh-Ku.” (ay.22).


Yesus merayakan Paskah Yahudi, bersama murid-murid-Nya. Menurut tradisi Yahudi, malam pertama keluarga-keluarga Yahudi akan melaksanakan makan Paskah. Ini mereka lakukan untuk mengingat karya Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Pada saat itu mereka makan roti tidak beragi dan menyembelih anak domba sulung yang darahnya dilabur di pintu gerbang rumah (Kel 12:3,15, 17-20).

Pada perjamuan Paskah itu, Yesus bertindak sebagai kepala keluarga yang membagikan roti dan anggur kepada murid-murid-Nya. Namun dalam kesempatan ini, Dia memberi “makna baru” pada perjamuan Paskah. Roti yang dibagikan menjadi simbol tubuh-Nya yang akan dikorbankan. Dan anggur menjadi simbol darah Yesus yang dicurahkan untuk penebusan dosa (ay.23-24).

Yesus mengabadikan perjamuan paskah menjadi perjamuan kudus yang kita peringati sampai saat ini. Dalam perjamuan kudus, kita menghayati karya-Nya yang menebus dosa kita dengan mengorbankan diri-Nya mati di salib. Roti adalah lambang tubuh-Nya yang dikorbankan dan anggur lambang darah yang ditumpahkan bagi seisi dunia (ay.22-24).


Perjamuan kudus akan terus kita rayakan, sampai perjamuan kudus bersama Yesus di Kerajaan-Nya (ay.25). Sungguh agung, mulia karya-Nya. Untuk keselamatan kita, Ia rela mengorbankan tubuh-Nya dan mencurahkan darah-Nya. Persembahan terbaik apa yang akan kita persembahkan kepada-Nya? Yang Dia minta hanyalah “hidup kita” yang dipersembahkan seutuhnya bagi kemuliaan-Nya (Rm 11:36).


Doa: Ya Tuhan Yesus, mampukan kami untuk menghayati karya agung-Mu, tubuh yang dikorbankan dan darah yang dicurahkan untuk keselamatan kami. AMIN.


SELAMAT BERAKTIVITAS (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.


Masuk untuk meninggalkan komentar