Nats Alkitab: "Pada hari yang kedelapan datanglah mereka untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: 'Jangan, ia harus dinamai Yohanes.' ... Ia [Zakharia] meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: 'Namanya adalah Yohanes.' Dan merekapun sekalian heran."
Saudara yang terkasih,
Dalam suasana Minggu Adven IV ini, kita melihat sebuah peristiwa unik di keluarga Zakharia. Kelahiran Yohanes Pembaptis bukan sekadar kelahiran bayi biasa, tetapi sebuah proklamasi bahwa Waktu Tuhan sudah tiba.
Dari perikop ini, ada dua pelajaran iman yang sangat dalam bagi kita:
1. Firman Tuhan Lebih Tinggi dari Tradisi Manusia
Tetangga dan sanak saudara ingin menamai bayi itu "Zakharia" demi tradisi dan penghormatan garis keturunan. Secara budaya, ini wajar. Namun, Elisabeth dan Zakharia menolak. Mengapa? Karena Tuhan, melalui malaikat Gabriel, sudah menetapkan nama "Yohanes".
Bagi seorang Kristen sejati, Otoritas Firman Tuhan harus selalu di atas tradisi atau kebiasaan manusia. Nama "Yohanes" (Ibrani: Yehochanan) berarti "TUHAN itu penuh kasih karunia." Tuhan ingin memutus mata rantai kebanggaan manusia (nama Zakharia) dan menggantinya dengan pesan Anugerah (nama Yohanes). Di masa Adven ini, mari kita periksa: apakah hidup kita masih diatur oleh "apa kata orang" dan tradisi duniawi, atau sepenuhnya diatur oleh "apa kata Tuhan"?
2. Ketaatan Menghasilkan Pujian (Soli Deo Gloria)
Perhatikan momen ketika Zakharia menulis "Namanya adalah Yohanes." Saat itulah, seketika mulutnya terbukadan ia memuji Allah (ay. 64). Ketidakpercayaan membuat Zakharia bisu, tetapi ketaatan memulihkan suaranya. Ketika kita tunduk pada kedaulatan Allah—bahkan untuk hal yang mungkin dianggap aneh oleh orang sekitar—hasil akhirnya selalu adalah pemulihan dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Mulut kita diciptakan bukan untuk mengeluh, tetapi untuk memuji kebesaran karya-Nya.
Refleksi:
Yohanes Pembaptis lahir untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus. Hari ini, ketaatan Saudara pada Firman Tuhan juga sedang mempersiapkan "jalan" bagi Kristus untuk berkarya dalam keluarga dan lingkungan Saudara. Jangan takut berbeda demi kebenaran.
Mari Berdoa:
"Bapa yang Berdaulat, Kami bersyukur untuk rencana-Mu yang sempurna. Di Minggu Adven ini, ajar kami untuk memiliki keberanian seperti Zakharia dan Elisabeth; keberanian untuk lebih taat kepada Firman-Mu daripada mengikuti arus tradisi dunia ini.
Tolong kami untuk hidup memberitakan bahwa Engkau adalah Allah yang penuh kasih karunia. Buka mulut kami yang sering terkunci oleh kekuatiran, agar kami dapat kembali menyanyikan pujian bagi kemuliaan-Mu.
Biarlah tangan-Mu yang kuat menyertai hidup kami, sehingga orang lain dapat melihat Kristus melalui ketaatan kami.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin."
KETAATAN YANG MEMBUKA JALAN ANUGERAH