KEMULIAAN ALLAH YANG TURUN KE BUMI

Bacaan: Yohanes 1:14-18
Nats Alkitab: Yohanes 1:14, 16 "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran... Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia."


Selamat Natal, Saudara yang dikasihi Tuhan.

Hari ini, saat dunia merayakan bayi di palungan, Injil Yohanes mengajak kita melihat sesuatu yang jauh lebih besar: Sang Pencipta menjadi ciptaan. Ini adalah misteri terbesar dalam sejarah. Allah yang tidak terbatas, rela membatasi diri-Nya masuk ke dalam tubuh manusia yang lemah.

Ada dua kebenaran agung yang perlu kita pegang teguh di Hari Natal ini:

1. Allah "berkemah" di tengah kita Kata "diam" di antara kita (ayat 14) aslinya berarti "berkemah". Allah tidak lagi jauh di atas sana, tersembunyi di balik asap gunung Sinai yang menakutkan. Di dalam Yesus, Allah mendirikan tenda-Nya tepat di sebelah tenda kehidupan kita yang kotor dan berantakan. Bagi kita kaum Reformed, ini adalah bukti inisiatif Allah yang berdaulat. Manusia berdosa tidak mungkin bisa naik mencapai Allah, maka Allah-lah yang turun menjangkau manusia. Kita melihat kemuliaan-Nya bukan melalui kemewahan istana, tapi melalui wajah Yesus yang penuh belas kasihan.

2. Kasih Karunia Menggantikan Hukum Ayat 17 membedakan Musa dan Yesus. Musa membawa Hukum Taurat yang menuntut ketaatan sempurna—sesuatu yang mustahil kita lakukan. Tetapi Yesus Kristus membawa Kasih Karunia dan Kebenaran. Apa artinya "kasih karunia demi kasih karunia" (ayat 16)? Artinya anugerah yang tak putus-putus, seperti ombak di laut yang terus datang silih berganti. Di Natal ini, kita tidak dituntut untuk "berprestasi" supaya dikasihi. Sebaliknya, kita menerima kepenuhan Kristus untuk menutupi segala kekurangan dan dosa kita.

Refleksi Natal: Jika Saudara ingin tahu siapa Allah, jangan menerka-nerka dalam gelap. Lihatlah Yesus. Dia adalah "Wajah Allah" yang bisa kita kenal. Natal bukan sekadar perayaan ulang tahun tokoh sejarah, tetapi perayaan bahwa Allah sudah datang, Allah sudah menebus, dan Allah beserta kita (Immanuel).

Mari Berdoa:

"Bapa Sorgawi, Terpujilah Engkau yang tidak membiarkan kami binasa dalam dosa, tetapi mengutus Firman-Mu menjadi manusia demi menyelamatkan kami. Kami tertegun melihat kemuliaan-Mu yang nyata di dalam Yesus Kristus.

Terima kasih, karena Engkau tidak datang membawa hukum yang menghukum, tetapi membawa kasih karunia yang memulihkan. Di Hari Natal ini, penuhilah hati kami dengan sukacita karena kami telah menerima anugerah demi anugerah dari kepenuhan Kristus.

Ajar kami untuk terus memandang kemuliaan-Mu dan memberitakan kabar baik ini kepada dunia.

Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Sang Firman yang hidup. Amin."


Masuk untuk meninggalkan komentar