Pengantar: Allah yang Memilih yang Lemah
Allah sering bekerja dengan cara yang tidak terduga. Ia tidak melihat kekuatan manusia seperti kita lihat—bukan dari jumlah pasukan, kekayaan, atau kemampuan duniawi. Dalam kisah Gideon, kita belajar bahwa justru saat kita merasa lemah, ketidakcukupan, atau takut, Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya yang sempurna (2 Korintus 12:9). Ini adalah prinsip dasar dari stewardship (tata kelola) yang benar: percaya bahwa Tuhan bisa memakai apa pun yang kita serahkan kepada-Nya, bahkan jika terlihat tidak cukup.
1. Saat Tuhan Memanggil, Ia Tidak Melihat "Kekurangan" Kita (Hakim-Hakim 6:11-16)
Gideon hidup dalam ketakutan. Ia berasal dari klan paling kecil di Israel dan merasa tidak layak untuk menyelamatkan bangsanya (Hakim-Hakim 6:15). Namun, Tuhan berkata kepadanya, "Pergilah dengan kekuatanmu ini... Bukankah Aku menyertai engkau?" (ay. 14). Panggilan Tuhan bukan karena kemampuan Gideon, tetapi karena janji-Nya: "Aku akan menyertai engkau" (ay. 16).
Penerapan:
Dalam tata kelola hidup kita, seringkali kita merasa tidak cukup mampu untuk melayani Tuhan atau mengelola berkat-Nya. Namun, Tuhan tidak memandang status, uang, atau bakat kita. Ia melihat hati yang bersedia dipakai. Seperti Gideon, kita dipanggil untuk percaya bahwa kehadiran Tuhan lebih penting daripada kekuatan kita sendiri.
Ayat Pendukung:
"Kekuatan-Ku cukup bagi kamu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2 Korintus 12:9).
2. Tuhan Mengurangi Jumlah Pasukan untuk Menunjukkan Kemenangan-Nya (Hakim-Hakim 7:2-9)
Ketika Gideon mengumpulkan pasukan, Tuhan berkata, "Pasukan yang besar itu terlalu banyak. Aku tidak mau Israel membanggakan diri bahwa mereka menang dengan kekuatan sendiri" (ay. 2). Akhirnya, Tuhan menyisakan hanya 300 orang. Dengan alat sederhana—obor, pedang, dan terompet—mereka meraih kemenangan besar.
Penerapan:
Stewardship bukan tentang berapa banyak sumber daya yang kita miliki, tetapi bagaimana kita memakai sedikit itu dengan iman. Tuhan sering "mengurangi" yang kita andalkan (uang, tenaga, rencana) untuk mengajari kita bergantung sepenuhnya pada-Nya. Seperti 5 roti dan 2 ikan yang dikalikan Yesus (Matius 14:13-21), apa pun yang kita berikan, Tuhan bisa melipatgandakannya.
Ayat Pendukung:
"Bukan dengan kekuatan dan bukan dengan kekuatan manusia, tetapi dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam" (Zakharia 4:6).
3. Stewardship: Menyerahkan yang Sedikit dengan Iman Besar
Gideon tidak punya strategi militer canggih atau senjata lengkap. Ia hanya punya obor, pedang, dan terompet—tetapi ia menaati Tuhan. Demikian juga dengan kita:
- Waktu: Meski sibuk, kita bisa menyisihkan waktu untuk melayani atau berdoa.
- Harta: Meski penghasilan kecil, kita bisa menaburkan persepuluhan atau membantu sesama.
- Talenta: Meski merasa tidak berbakat, kita bisa memakai satu karunia untuk memuliakan Tuhan.
Penerapan:
Stewardship yang benar bukan soal "berapa banyak", tetapi "seberapa taat". Allah tidak meminta kita menjadi kaya, tetapi menjadi setia (Lukas 16:10). Seperti janda miskin yang memberikan dua peser (Markus 12:41-44), Tuhan melihat hati yang rela memberi.
Ayat Pendukung:
"Aku sanggup melakukan segala perkara di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13).
Penutup: Hidup dalam Kekuatan Ilahi, Bukan Kekuatan Diri
Kisah Gideon mengingatkan kita bahwa Tuhan suka menggunakan yang lemah untuk menunjukkan kemuliaan-Nya. Dalam tata kelola hidup, kita tidak perlu takut pada keterbatasan. Allah adalah Pribadi yang setia:
- Ia memanggil kita, meski kita merasa tidak layak (Hakim-Hakim 6:14).
- Ia menyertai kita, meski kita ragu (Matius 28:20).
- Ia memberkati kita, meski kita hanya punya sedikit (2 Korintus 9:8).
Pertanyaan Refleksi:
- Apa "kekurangan" yang selama ini membuatmu takut melayani Tuhan?
- Apa satu hal kecil yang bisa kamu serahkan kepada Tuhan untuk dipakai-Nya?
Doa:
"Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak melihat kelemahanku, tetapi janji-Mu untuk menyertainya. Ajari aku menjadi tata laksana yang setia, meski hanya dengan sedikit. Pakailah hidupku untuk kemuliaan-Mu. Amin."
KEKUATAN DALAM KEKURANGAN