Nas: “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kelimpahan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.” (ay.9).
Manusia (duniawi), mengejar kekayaan, karena mereka ingin mengalami kelimpahan materi. Pengkhotbah mengatakan manusia tidak pernah mendapatkan kepuasan dengan kekayaan. Semakin banyak harta, semakin banyak pula orang yang menghabiskannya. Mereka yang kenyang dengan kekayaan yang demikian ini, susah untuk tidur. Dengan kata lain kekayaan tidak membawa kebahagiaan (ay.9-11),
Mengejar kekayaan demikian ini, justru mendatangkan kemalangan. Lihat kenyataan di sekitar kita, berapa banyak orang yang di penjara karena tamak akan uang. Bahkan ada yang menjadi korban, binasa karena kekayaan. Kekayaan itu tidak kekal. Manusia lahir tidak membawa apa-apa, demikian juga pada waktu meninggal. Menyedihkan, bila hari-hari kehidupan dijalani tanpa menikmati kebahagiaan. (ay.12-16; bnd. Ayb 1:21).
Manusia berdosa (duniawi) hidupnya telah diracuni oleh keinginan menjadi kaya. Karena itu orang yang seperti ini, akan terus menimbun kekayaan yang tidak membahagiakan, melainkan membawa hidupnya pada kesengsaraan dan akhirnya kebinasaan. Yesus sendiri telah berfirman, jangan menghimpun harta di dunia, ngengat dan karat menghancurkannya (Mat 6:19).
Billy Graham dalam bukunya mengatakan: “Lembu tidak pernah puas, bila diberi daging, hanya puas bila diberi rumput. Singa tidak pernah puas bila diberi rumput, hanya puas dengan daging. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang ada dalam dunia ini, hanya puas dengan kehidupan di dalam Yesus.” Maka persoalannya bukan pada kekayaan. Tapi pada tamak akan kekayaan dan mengesampingkan Tuhan. Kekayaan bagi orang percaya adalah berkat Tuhan. Abraham, Ishak dan Yakob adalah orang-orang percaya yang kaya.
Doa: Tolong kami untuk tidak mengejar kekayaan dunia yang membawa kepada kebinasaan. AMIN.
SELAMAT MEMASUKI MINGGU YANG BARU (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
KEKAYAAN TIDAK MEMBAWA KEPUASAN.