Nats Alkitab: Lukas 1:46-49 "Lalu kata Maria: 'Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.'"
Saudara yang terkasih,
Di Minggu Adven IV ini, suasana Natal sudah sangat terasa. Namun, mari sejenak kita belajar dari "Nyanyian Maria" atau Magnificat. Di tengah situasi yang secara manusiawi sulit—hamil di luar nikah dan menghadapi risiko stigma sosial—Maria justru meledak dalam pujian.
Ada dua hal mendasar dari iman Kristen sejati yang Maria ajarkan kepada kita hari ini:
1. Fokus Hidup: Membesarkan Tuhan, Bukan Masalah
Maria berkata, "Jiwaku memuliakan Tuhan" (atau dalam bahasa aslinya: membesarkan Tuhan). Seperti kaca pembesar, jiwa kita tidak membuat Tuhan menjadi lebih besar (karena Dia sudah Mahabesar), tetapi cara hidup dan respon kitalah yang membuat kebesaran Tuhan menjadi terlihat jelas bagi orang lain. Orang Kristen Calvinist sejati hidup untuk satu tujuan utama: Soli Deo Gloria—segala kemuliaan hanya bagi Allah. Saat masalah datang, apakah kita sibuk membesarkan masalah kita, atau sibuk membesarkan Tuhan kita yang berdaulat?
2. Kesadaran Diri: Kita Hanyalah Penerima Anugerah
Maria berkata, "Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya." Inilah inti Injil. Allah tidak memilih Maria karena Maria adalah wanita hebat atau bangsawan kaya. Allah memilih dia dalam kerendahannya. Allah yang Mahakuasa selalu berinisiatif turun ke bawah untuk menjangkau kita yang tidak layak.
Natal adalah bukti bahwa Yang Mahakuasa melakukan perbuatan besar bagi manusia berdosa. Kita diselamatkan bukan karena kebaikan kita, tapi semata-mata karena belas kasihan-Nya yang berdaulat. Kesadaran ini seharusnya membuat kita rendah hati, sekaligus penuh sukacita yang tak tergoyahkan.
Refleksi:
Menyambut Natal ini, mari kita geser fokus kita. Jangan lagi terpaku pada keinginan diri sendiri atau kekuatiran duniawi. Biarlah jiwa kita menjadi "kaca pembesar" yang memperlihatkan keagungan kasih Tuhan kepada dunia.
Mari Berdoa:
"Bapa Yang Mahakudus, Jiwa kami memuliakan Engkau. Terima kasih karena Engkau tidak memalingkan wajah-Mu dari kami yang rendah dan berdosa ini. Terima kasih karena Engkau telah berinisiatif datang sebagai Juruselamat bagi kami.
Di Minggu Adven terakhir ini, mampukan kami untuk meneladani Maria: mengecilkan ego kami dan membesarkan nama-Mu. Biarlah hidup kami menjadi bukti nyata dari perbuatan-perbuatan besar yang telah Engkau kerjakan.
Hanya bagi-Mu segala kemuliaan, kini dan selamanya. Dalam nama Yesus Kristus. Amin."
JIWA YANG MEMBESARKAN TUHAN