Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ”Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ”Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Nas: “Sejak itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” (ay.21).
Yesus menyampaikan tentang penderitaan yang akan dialami-Nya di Yerusalem, bahwa Dia akan dibunuh, namun Ia akan bangkit. Misi Yesus adalah penyelamatan umat manusia. Karena itu, Ia menempuh jalan kematian. Murid-murid, khususnya Petrus tidak dapat menerima apa yang dialami Yesus, karena itu mencoba mencegahnya. Namun Yesus menyatakan bahwa pikiran Petrus bertentangan dengan kehendak Alllah (ay.21-23).
Maka Yesus menyampaikan syarat-syarat untuk menjadi pengikut-Nya (ay.24):
1.Menyangkal diri.
Dalam Kidung Jemaat 376:3 dikatakan: “Ikut dan menyangkal diri, aku buang yang fana.” Menyangkal diri, artinya mengatakan “TIDAK” terhadap keinginan- keinginan kita yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Ada penyerahan diri dalam proses pertobatan menuju pembaruan hidup.
2.Memikul salib.
Salib lambang penderitaan, tetapi juga lambang kemenangan. Memikul salib artinya, siap menderita. Itu yang dilakukan Yesus dalam misi-Nya menuju Yerusalem. Sebagai pengikut-Nya kita dipanggil, bukan saja untuk percaya, tetapi juga menderita karena Dia (Fil 1:29). Salib sebagai lambang penderitaan sebagai wujud ketaatan pada kehendak Allah, kebaikan dan hidup dalam kasih. Ada pengorbanan dan kerendahan hati.
3.Mengikut Aku.
Sangkal diri, pikul salib dan ikut Yesus terus menerus. Ada kesediaan, kesetiaan dan komitmen. Ikut Dia dalam situasi apa pun. Di saat senang maupun susah, di saat sehat maupun sakit, dstnya, tetap mengikut Dia dengan setia. Yesus menjadi yang utama dan pertama dalam hidup kita.
Mari kita hayati karya-Nya (yang menderita) dengan memahami kehendak-Nya: menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia dengan setia.
Doa: Mampukan kami Tuhan, berjalan pada jalan salib, sesuai kehendak-Mu. AMIN.
SELAMAT BERIBDAH DI MINGGU II PRAPASKAH (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak, STh.,MSi.
JALAN PENDERITAAN (SALIB).