Nats Alkitab: Yohanes 1:36-37, 39 "Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: 'Lihatlah Anak Domba Allah!' Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus... Kata Yesus kepada mereka: 'Marilah dan kamu akan melihatnya.' Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."
Saudara yang dikasihi Tuhan,
Pesta Natal baru saja berlalu. Lilin sudah padam, dan mungkin dekorasi mulai dirapikan. Namun, pertanyaan terpenting setelah Natal adalah: "Apa langkah selanjutnya?"
Bayi di palungan itu telah tumbuh menjadi Anak Domba Allah. Kisah Injil Yohanes hari ini mengingatkan kita bahwa mengenal "Bayi Natal" saja tidak cukup; kita dipanggil untuk menjadi pengikut "Kristus yang Hidup."
Ada dua pelajaran iman yang mendasar di Minggu sesudah Natal ini:
1. Iman Sejati itu Bergerak (Mengikut)
Ketika Yohanes Pembaptis menunjuk Yesus, dua muridnya (Andreas dan satu lagi) tidak hanya mencatat informasi itu di kepala. Mereka tidak hanya berkata, "Oh, itu Mesias. Baguslah." Tidak. Alkitab mencatat: "lalu mereka pergi mengikut Yesus." Dalam teologi Reformed, ini adalah tanda Panggilan Efektif. Ketika Tuhan membuka hati seseorang, ia tidak akan diam di tempat. Ia akan meninggalkan kenyamanan lamanya untuk mengejar Kristus. Menjadi Kristen bukan sekadar rutin ke gereja setiap Minggu, tetapi sebuah perjalanan aktif "tinggal bersama" Yesus setiap hari. Jangan hanya jadi penonton kekristenan, jadilah pelakunya.
2. Tuhan yang Memberi Identitas Baru
Perhatikan saat Andreas membawa Simon kepada Yesus (ayat 42). Yesus memandang dia dan langsung mengubah namanya: "Engkau Simon... engkau akan dinamakan Kefas (Petrus/Batu Karang)." Ini adalah bukti Kedaulatan Allah. Yesus mengenal siapa Simon—seorang nelayan kasar yang emosional. Tapi Yesus juga menetapkan akan menjadi apa dia kelak—seorang rasul yang kokoh. Dunia mungkin melabeli Saudara berdasarkan masa lalu atau kegagalan Saudara. Tapi jika Saudara datang kepada Kristus, Dia memberi Saudara identitas baru. Dia tidak melihat kita sebagaimana adanya kita sekarang, tetapi sebagaimana rencana-Nya yang mulia atas kita.
Refleksi:
Setelah Natal ini, apakah Saudara akan kembali pada rutinitas hidup yang lama tanpa perubahan? Atau Saudara mau merespon ajakan Yesus: "Marilah dan kamu akan melihatnya"? Mari melangkah dari sekadar merayakan kelahiran-Nya, menjadi pribadi yang hidup berjalan bersama-Nya.
Mari Berdoa:
"Bapa di Sorga, Terima kasih karena Natal bukan sekadar perayaan sesaat, tetapi awal dari perjalanan iman kami. Terima kasih karena Engkau telah memanggil kami keluar dari kegelapan untuk melihat Terang-Mu yang ajaib.
Tuhan Yesus, ajar kami untuk tidak menjadi Kristen yang pasif. Berikan kami hati yang mau 'datang dan melihat', hati yang rindu tinggal bersama-Mu setiap hari.
Kami juga menyerahkan hidup kami, masa lalu kami, dan kelemahan kami. Ubahlah kami seperti Engkau mengubah Simon menjadi Petrus. Bentuklah kami menjadi alat yang berguna bagi kemuliaan-Mu di tahun yang baru nanti.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Anak Domba Allah. Amin."
BUKAN SEKEDAR TAHU, TAPI MENGIKUTI