BERSERAH PADA RENCANA AGUNG ALLAH

Bacaan: Lukas 1:26-38

Lukas 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.


Saudara yang terkasih dalam Kristus,

Di Minggu Adven keempat ini, kita diajak melihat sebuah pertemuan yang mengubah sejarah dunia: Malaikat Gabriel menjumpai Maria. Dari kisah ini, ada dua kebenaran iman yang sangat mendasar bagi kita:

1. Pilihan Tuhan adalah Anugerah, Bukan Upah 

Malaikat menyapa Maria dengan sebutan, "Hai engkau yang dikaruniai" (ay. 28). Dalam teologi kita, ini sangat penting. Maria dipilih bukan karena dia "hebat" atau memiliki jasa luar biasa, melainkan semata-mata karena kedaulatan dan kasih karunia Allah. Allah sering kali memilih orang biasa, yang tidak diperhitungkan dunia, untuk mengerjakan rencana-Nya yang besar. Ini menghibur kita: Tuhan memakai kita bukan karena kemampuan kita, tetapi karena kemurahan-Nya.

2. Iman adalah Ketundukan pada Kedaulatan Allah 

Kabar yang diterima Maria sangat tidak masuk akal secara logika dan berisiko tinggi secara sosial. Hamil tanpa suami bisa berarti hukuman mati saat itu. Namun, perhatikan respon Maria di ayat 38: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Inilah puncak iman Kristen. Maria tidak berdebat, ia tidak lari. Ia sadar bahwa "Bagi Allah tidak ada yang mustahil" (ay. 37). Iman sejati bukanlah memaksakan keinginan kita kepada Tuhan, melainkan menundukkan diri kita ke dalam skenario Tuhan, betapapun sulitnya itu dipahami akal kita saat ini.

Refleksi: 

Menyambut Natal sebentar lagi, apakah hati kita seperti Maria? Apakah kita siap berkata, "Tuhan, jadilah kehendak-Mu atas hidupku," bahkan jika itu berarti rencana pribadi kita harus berubah? Biarlah Kristus benar-benar lahir dan berkuasa di hati kita.

Mari Berdoa:

"Bapa di Sorga, Terima kasih karena Engkau adalah Allah yang berdaulat. Engkau merancang keselamatan kami dengan sempurna melalui kedatangan Yesus Kristus.

Di Minggu Adven ini, kami mau belajar seperti Maria. Ajar kami untuk rendah hati menerima anugerah-Mu. Ajar kami untuk taat dan berkata 'Jadilah padaku menurut kehendak-Mu,' meskipun jalan di depan terlihat mustahil bagi kami.

Kami serahkan hidup, kekuatiran, dan masa depan kami ke dalam tangan-Mu yang perkasa. Di dalam nama Tuhan Yesus, Sang Juruselamat yang kami nanti-nantikan. Amin."


Masuk untuk meninggalkan komentar