Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: ”Kata orang, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: ”Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Ia bertanya kepada mereka: ”Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: ”Engkau adalah Mesias!” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
Intro: Siapa Gue? Siapa Yesus Buat Gue?
Markus 8:27-30 tuh kayak scene di mana Yesus nanya ke tim-nya, “Gua ini siapa, menurut loe?” Terus Petrus jawab, “Loe itu Mesias!” Tapi sekarang, di zaman di mana kita di-bombardir story Instagram, TikTok challenge, dan algoritma yang nentuin nilai kita, pertanyaan itu makin relevan: “Gue ini siapa? Dan siapa Yesus buat gue?”
1. Dunia Mau Kita Jadi “SpongeBob” yang Nyerap Semua Trend
Bayangin hidup kita kayak sponge —nyerap semua yang nemplok di FYP: dari challenge berbahaya sampe toxic positivity ala “harus bahagia terus, gausah sedih”. Media sosial bikin kita pengin relate sama semua, takut ketinggalan jaman (fear of missing out ), sampe lupa core iman kita. Pertanyaan Yesus ke Petrus tuh ngingetin: Jangan jadi sponge, tapi jadi batu karang yang teguh!
2. “Kamu Bilang Gue Siapa?” = “Kamu Mau Ikutin Siapa?”
Petrus nge- declare Yesus sebagai Mesias walau gak semua orang setuju. Sekarang, kita dihadapin sama pilihan: ikutin influencer yang jual gaya hidup hedon atau tetap pegang nilai Kristen yang kadang dianggap “kuno”? Contohnya, ketika semua orang pamer pacaran di medsos, tapi kita memilih wait until marriage —itu butuh keberanian kayak Petrus!
3. Iman ≠ Perfeksionis, Tapi Konsisten
Yesus gak nyalahin Petrus yang masih suka ngomong sembarangan (cek aja ayat 32-33). Iman itu bukan tentang jadi flawless , tapi konsisten dalam kejujuran. Sama kayak kita yang mungkin masih suka scroll TikTok sampe lupa waktu doa, tapi tetap berusaha come back ke jalur. Gak perlu jadi Kristen KW yang penuh filter, tapi jadi versi asli diri sendiri yang berakar di Yesus.
4. Social Media Detox ala Markus 8:30
Yesus suruh Petrus “jangan ngomong ke siapa-siapa” pasca pengakuan itu. Pesannya: iman itu bukan buat pamer, tapi buat dihayati . Kita perlu detox dari kebiasaan overposting kehidupan rohani (contoh: cuma upload ayat pas lagi blessing doang), tapi fokus pada hubungan personal sama Tuhan. Jangan sampe captive audience di gereja cuma buat konten YouTube Channel!
Closing: #PilihJadiPetrus
Di era di mana semua orang pengin jadi viral 15 menit, jadi Petrus itu berani beda: viral di mata Tuhan, bukan di mata netijen . Pilih untuk tetap stand firm dalam iman, walau dunia nawarin endorse dari nilai-nilai instan. Karena pada akhirnya, yang nentuin hidup kita bukan algoritma, tapi janji Tuhan yang timeless .
So, next time loe buka Instagram atau TikTok, tanya diri: “Apa yang gue pilih hari ini? Scroll tanpa arah, atau scroll sambil inget panggilan jadi cahaya yang beda?” 🔥
#PercayaDiEraCepetGantiTrend #JadiGaramYangGakExpired #ImanVersiBetaTapiJuara
#PercayaDiEraCepetGantiTrend: Menjadi Peter di Tengah Godaan FYP dan Filter Instagram