Hari ini, kita belajar tentang stewardship (pengelolaan sumber daya) dari kisah seorang janda di tengah krisis. Bayangkan hidupmu sedang kosong: tabungan habis, pekerjaan tidak ada, bahkan beras di rumah tinggal satu genggam. Tiba-tiba, Tuhan berkata, "Pergilah ke sana, dan mintalah orang itu memberimu makanan." Tapi orang itu sendiri sedang kelaparan. Apa yang akan kamu lakukan?
1. Krisis yang Menjadi Ujian Iman
Nabi Elia menghadapi kekeringan di Israel. Tuhan memerintahkannya pergi ke Zarefat, tempat seorang janda tinggal. Saat Elia datang, janda itu sedang mengumpulkan kayu untuk memasak makanan terakhirnya. Elia berkata, "Buatkan roti untukku dulu, baru untukmu dan anakmu." (1 Raja-Raja 17:13).
Bayangkan reaksi janda itu! Dia tidak punya cadangan. Tapi Tuhan menjanjikan, "Tepung di tempayan tidak akan habis, dan minyak di buli tidak akan berkurang." (ayat 14).
Pelajaran:
Stewardship bukan soal punya banyak atau sedikit, tapi soal siapa yang kita percaya . Janda itu dipaksa memilih: percaya pada logikanya (yang bilang, "Tidak mungkin!" ) atau pada janji Tuhan (yang berkata, "Aku akan menyediakan segalanya" ).
2. Pilihan yang Mengubah Takdir
Janda itu memilih patuh. Dia membuat roti untuk Elia dulu, meski perutnya sendiri lapar. Dan apa yang terjadi? Tepung dan minyaknya tidak habis selama bertahun-tahun! Tuhan membuktikan bahwa prioritas-Nya adalah orang yang memprioritaskan-Nya .
Aplikasi Hari Ini:
- Keuangan: Apakah kamu masih berani memberi persepuluhan meski gaji pas-pasan?
- Waktu: Rela meluangkan waktu melayani Tuhan, meski jadwalmu padat?
- Kemampuan: Gunakan talenta yang Tuhan beri, meski merasa belum layak?
Stewardship yang benar bukan soal "berapa banyak", tapi "di mana hati kita". Jika kita percaya Tuhan adalah pemilik segalanya, kita tidak takut "kehilangan" saat memberi.
3. Mujizat yang Terlupakan
Kisah ini sering dijadikan dalil tentang mujizat berkat materi. Tapi coba lihat lebih dalam: Tuhan tidak hanya memberi tepung dan minyak, tapi juga mengajarkan kemandirian rohani . Janda itu belajar bahwa Tuhan bukan hanya Penyedia, tapi juga Penguasa hidupnya .
John Maxwell berkata:
"Leadership is not about titles, positions, or flowcharts. It’s about one life influencing another."
Dalam stewardship, kita menjadi pemimpin saat memengaruhi orang lain dengan cara kita mempercayai Tuhan di tengah krisis.
Aksi Nyata:
- Uji Tuhan dalam Kesetiaan: Mulailah dengan memberi, meski sedikit. Lihat bagaimana Dia melipatgandakan berkat.
- Ubah Pola Pikir: Jangan lihat sumber daya sebagai milik kita, tapi sebagai amanat Tuhan untuk dikelola.
- Rayakan Janji-Nya: Saat kekurangan datang, ingat: Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, seperti Ia tidak meninggalkan janda Zarefat.
Penutup:
Kita semua pernah mengalami "tempayan tepung kosong" dalam hidup. Tapi Tuhan berkata, "Aku tahu kebutuhanmu. Sekarang, percayalah." Stewardship adalah latihan iman yang membuat kita tidak hanya hidup dari mukjizat, tapi menjadi alat mukjizat-Nya bagi orang lain.
Pertanyaan Refleksi:
"Apa yang Tuhan ingin saya berikan hari ini, meski rasanya mustahil?"
Tuhan memberkati.
KEPEMIMPINAN DAN KEPATUHAN DALAM KEKURANGAN