Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: ”Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!” Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.
Nas: “Kata-Nya kepada pohon itu, “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!” Murid-murid-Nya pun mendengarnya.” (ay.14).
- Dalam perjalanan pelayanan-Nya Yesus merasa lapar. Ia melihat pohon ara (yang lebat daunnya). Ia singgah di situ dengan harapan mendapat buah ara untuk di makan. “Pohon ara yang sehat bisa berbuah 10 bulan dalam setahun”. Buah ara merupakan buah yang baik untuk makanan pada saat itu (ay. 12).
- Ketika Yesus singgah pohon itu tidak ada buahnya, hanya daunnya yang lebat dan hijau. Dan memang juga belum musimnya untuk berbuah. Maka Yesus mengatakan kepada pohon itu, “Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!” (ay.13-14). Keesokan harinya ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat disitu, mereka melihat pohon ara itu sudah kering (Mrk 11: 20).
- Perikop kita merupakan perumpamaan yang menggambarkan keadaan Israel pada waktu itu, dan juga keadaan kita pada saat ini. Apa yang dilakukan Yesus merupakan “tindakan simbolis”menghukum kehidupan yang tidak berbuah. Kita kelihatannya seperti pohon ara yang rimbun daunnya dan hijau, tapi tidak berbuah.
- Hukuman Tuhan datang bagi kehidupan yang tidak berbuah. Kita dipilih, dipelihara dan diselamatkan-Nya, supaya kita menghasilkan buah (Yoh 15:16; Fil 1:22a). Namun karena kegagalan dan ketidaksetiaan kita tidak berbuah. Menjelang Jumat Agung, mari mengevaluasi kehidupan kita, apakah hidup kita masih berbuah? Mari hidup “dekat dengan Dia” supaya hidup kita terus berbuah bagi kemuliaan-Nya.
Doa: Tuhan ampuni kami, karena kami gagal untuk menghasilkan buah.
SELAMAT MEMASUKI MINGGU YANG BARU (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh..MSi.
KEHIDUPAN YANG TIDAK BERBUAH.