Nas: “Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki? Jawabnya, “Nyatakanlah supaya kedua anakku ini duduk di dalam Kerajaan-Mu, seorang di sebelah kanan-Mu dan seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” (ay.21).
- Pada umumnya orang-orang Yahudi memahami bahwa Mesias yang dijanjikan, akan memerintah secara Nasional membebaskan mereka dari penjajan Romawi. Karena pemahaman seperti ini mendorong ibu anak-anak Zebedeus dan kedua anaknya Yakobus dan Yohanes datang sujud dihadapan-Nya, minta kedudukan (posisi) dalam pemerintahan Yesus, masing-masing di sebelah kanan dan kiri Yesus;
- Kalau Yesus Raja, kami berdua menjadi menteri-Nya. Mereka keliru, karena Yesus memerintah bukan secara nasional, tapi secara rohani. Karena itu Ia memanggil kita bukan untuk memerintah, tapi untuk melayani. Kata Yesus, “tempat itu akan diberikan kepada orang-orang yang ditentukan oleh Bapa-Ku” (ay.20,21,23);
- Inilah yang kita temukan dan saksikan dalam kehidupan kita masa kini. Kita minta kedudukan (posisi), untuk keuntungan diri dan keluarga.Tanpa ada rasa malu, asal ada koneksi dan uang semua beres. Padahal panggilan kita bukan untuk memerintah demi keuntungan, tapi bekerja, melayani dan mengabdi sebagai pelayan sesama (masyarakat).
- Disinilah terjadinya kekacauan yang menyebabkan rakyat selalu menjadi korban. Sementara yang memerintah (berkuasa), terus menimbun setumpuk kekayaan yang sudah tidak bisa dihitung lagi.
Yang menyedihkan bila ini terjadi dalam persekutuan jemaat. Semua berlomba dapat posisi, Sadarlah! kita dipanggil bukan untuk memerintah tapi untuk melayani.
Doa: Sadarkan kami dan para pemimpin kami, bahwa kami dipanggil bukan untuk memerintah demi keuntungan pribadi, tapi untuk melayani. Amin.
SELAMAT HARI “RABU ABU” (siz).
Rev. Sealthiel Izaak, STh;MSi.